Sunday, 29 June 2014

Ikan barb sumatra hidup alami di Hutan Harapan

Systomus tetrazonaHutan Harapan yang terletak di antara Provinsi Jambi dan Sumatra Selatan, merupakan kawasan restorasi ekosistem hutan hujan tropis pertama di Indonesia dengan luas 101.000 ha. Lokasi hutan ini merupakan bekas wilayah Hak Pengelolaan Hutan (HPH) PT. Asialog dan PT. Inhutani V. Hutan Harapan memiliki berbagai tipe ekosistem perairan seperti sungai, danau dan rawa banjiran.
Beberapa danau dan rawa banjiran yang ditemukan di lokasi ini antara lain  Rawa Bato, Rawa Nangoi, Rawa Nawai, Rawa Pintasan Bato, Rawa Klompang, Danau Ngepak Siam, Danau Bedegum, Danau Muara Perkat, Danau Cabai, Danau Seprena, Danau Begarih, Danau Ci Imah, Danau Palau tidak bermulut dan Danau Cincang Kayu, Danau Camp, Danau 35, Danau 40, Danau Tiung Luput dan Danau Rohani. Rawa dan danau tersebut merupakan habitat alami ikan asli Sumatra.
Total jenis ikan yang berhasil dikoleksi dari perairan di Hutan Harapan dalam kurun waktu 2011-2013 sebanyak 75 jenis. Salah satu jenis ikan yang memiliki sebaran yang luas di lokasi ini adalah ikan aji-aji (Systomus tetrazona), yang dikenal para hobiis ikan tawar tropis dengan nama Sumatra Barb atau The Tiger Barb. Beberapa nama sinonim dari ikan ini adalah Puntius tetrazonaBarbus tetrazonaBarbus tetrazona tetrazona, danCapoeta tetrazona. Namun nama ilmiah yang valid dari spesies ini adalah Systomus tetrazona (Bleeker, 1855) (www.fishbase.org).

Ciri utama ikan ini adalah warna badannya yang kuning kecoklatan dengan empat  pita lebar warna hitam yang melintang pada sisi badan. Pita pertama melintasi mata dan pita ke empat pada pangkal batang ekor. Pola dan corak warna seperti belang harimau inilah yang membuat ikan ini dikenal sebagai The Tiger Barb.  Ukuran panjang total maksimum ikan ini sebesar ± 70 mm dengan tinggi badan 30 mm. Ikan aji-aji matang gonad pada ukuran 20-30 mm atau pada saat berusia 6-7 minggu. Ikan betina berukuran lebih besar dari ikan jantan serta memiliki sirip dorsal yang lebih gelap; sementara  ikan jantan memiliki pola warna yang lebih cerah, hidungnya merah dan terdapat garis merah di atas bar hitam pada sirip dorsal. Pemijahan berlangsung pada pagi hari dengan rata-rata fekunditas mencapai 300 butir telur sekali berpijah. Telur diletakkan pada tanaman air selama proses penetasan (fitofil). Pada kondisi perairan yang optimum ikan betina dapat memijah sekali dalam dua minggu. 




Lebih dalam dengan Barb
Barb (Puntius sp) merupakan ikan keluarga Puntius yang berasal dari Asia. Barb mempunyai sirip punggung, sirip anal, sirip dada dan ekor yang berwarna kemerahan. Ikan ini hidup berkelompok dengan jumlah anggota tidak kurang dari 6 ekor.


Barb adalah ikan yang sangat aktif, selain membutuhkan tempat terbuka yang luas untuk berenang, ikan ini juga membutuhkan tempat untuk bersembunyi. Jika dirawat tidak dalam kelompok kemungkinan ikan ini akan malu – malu. Kondisi air yang direkomendasikan untuk barb adalah temperatur 24 – 280C dan pH 6 – 8. Barb merupakan ikan omnivora yang tidak memilih – milih makanan dan akan memakan apapun yang sesuai dengan ukuran mulutnya yang kecil, seperti makanan hidup, kering dan beku. Ikan ini tidak sesuai bila ditempatkan di aquascape atau aquarium yang banyak mempunyai tanaman, hal ini dikarenakan barb akan menggigit atau memakan tanaman tersebut. Ikan ini aktif sepanjang hari dan beristirahat di malam hari dengan melayang di atas dasar tangki atau sungai.

Ikan jantan mempunyai tubuh yang sedikit lebih kecil dan warna yang lebih menarik dibanding betina. Untuk breeding barb, hangatkan suhu air tangki menjadi 750F dan letakkan beberapa tanaman seperti Java moss karena kebanyakan Barb akan meletakkan telur di tanaman. Letakkan beberapa betina ke tangki dan saat malam hari barulah dimasukkan ikan jantan. Ikan jantan akan menunjukkan warna yang sedikit berbeda saat siap bereproduksi. Proses bertelur akan terjadi pada pagi hari dan setelah proses bertelur selesai maka pindahkan kedua induk dari tangki karena akan memakan telur mereka sendiri. Telur akan menetas setelah 24 – 48 jam. Anakan ikan yang baru menetas sudah mampu berenang dan dapat diberi makanan seperti baby brine shrimpe dan rotifers. Catatan: Walaupun cenderung pendamai namun jangan campur barb dengan ikan lain bersirip panjang, karena barb kemungkinan akan menggigit sirip mereka.

Jenis-Jenis Barb

Budidaya Barb

1. Persiapan saran pemijahan

Ikan dewasa  Panjangnya bisa mencapai 6 cm dapat dipijahkan secara massal atau berpasangan pada tempat yang tidak terlalu luas. Tempat pemijahan berupa bak semen atau akuarium dilengkapi dengan substrat atau tanaman air sebagai tempat menempelkan telur.
Toleransinya terhadap suhu , yaitu sekitar 20 – 60oC, pH netral sampai basa. Suhu optimal untuk pemijahannya 25oC dan kesadahan rendah, tinggi air dalam bak lebih kurang 30 cm, untuk mencegah jamur pada telur nanti sebaiknya air pada bak pemijahan diberikan obat anti jamur/methylene blue dengan konsentrasi rendah .

2. Pemilihan induk

Umur calon induk sebaiknya tidak kurang dari 6 bulan, panjang . Induk betina bila telah matang kelamin perutnya membulat serta lembek jika diraba, warna tubuhnya biasa saja. Sebaliknya, ikan jantan lebih ramping dan warna tubuhnya mencolok. Ikan jantan yang telah matang kelamin sering berubah warna.

3. Pemijahan induk

Substrat/Tanaman air hydrilla yang telah dicuci bersih dimasukan kedalam bak pemijahan. Induk hasil seleksi dilepaskan sore hari dengan perbandingan jantan dan betina 1 : 1.
Pemijahan mulai terjadi malam atau pagi hari sebelum jam 10. Substrat/Tanaman air sebagai tempat menempel telur harus dikontrol untuk mengetahui ikan sudah bertelur atau belum. Hal ini sangat penting karena telur sangat kecil dan berwarna bening ,selesai pemijahan induk segera ditangkap dan dipindahkan ke tempat lain, sedangkan telur yang menempel pada tanaman air tetap dibiarkan pada bak pemijahan sampai menetas. Telur akan menetas dalam waktu 2 hari. Paling lambat 3 hari .

4. Pemeliharaan larva

Pada minggu pertama, larva diberi infusoria,rotifera atau kutu air saring karena masih lemah, belum aktif, dan alat pencernaannya belum terbentuk sempurna. Memasuki minggu ke tiga, benih sudah lebih kuat serta aktif maka pakan sudah dapat ditambah dengan pakan buatan. Pakan tambahan berupa tepung pelet halus atau cacing sutera dapat diberikan sampai akhir pemeliharaan untuk mempercepat pertumbuhan ikan .umur 2 bulan ikan sudah bisa dipanen dan dipasarkan.


|

No comments:

Copyright © 2013. Aquascape Design - All Rights Reserved
Re-Design by ArtBAG, Design n Tech | Published by Aquascape Design